Jakarta Bilik Melayu yang berada di lantai tiga perpusatakaan Soeman HS Pekanbaru menyimpan buku dan naskah kuno terkait dengan sejarah dan budaya melayu Riau.Hingga saat ini terdapat lebih dari 20.000 eksamplar buku yang berkaitan dengan budaya dan sejarah melayu riau, kata pustakawan bilik melayu, Sarmiyarti, di Pekanbaru, Riau, Minggu (26/10).Ia menambahkan, bilik
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan adat istiadat, termasuk di dalamnya pakaian adat. Salah satu pakaian adat yang mencerminkan kekayaan budaya dan adat istiadat adalah Pakaian Adat Melayu Riau. Setiap elemen dalam pakaian adat Melayu Riau memiliki makna dan filosofi tersendiri. Oleh karena itu, mari kita pelajari lebih dalam tentang pakaian adat ini agar kita dapat lebih menghargai dan menjaga keberlangsungan warisan budaya bangsa. Baju Kebaya Labuh Representasi Keanggunan Wanita Melayu RiauElemen dan Bahan Baju Kebaya LabuhBaju Teluk Belanga Keanggunan dan Kewibawaan Pria Melayu RiauElemen dan Bahan Baju Teluk BelangaBaju Cekak Musang Elegansi dan Kegagahan Pria Melayu RiauElemen dan Bahan Baju Cekak MusangBusana Pengantin Wanita dan Pria Melayu Riau Perpaduan Keindahan dan TradisiBusana Pengantin Wanita Melayu RiauBusana Pengantin Pria Melayu RiauTenun Songket Riau Karya Seni dalam Busana Melayu RiauProses Pembuatan dan Motif Tenun Songket RiauKesimpulan Baju Kebaya Labuh Representasi Keanggunan Wanita Melayu Riau Baju Kebaya Labuh – Gambar Pinterest Baju Kebaya Labuh merupakan pakaian adat yang khas digunakan oleh wanita Melayu Riau. Sejarah Baju Kebaya Labuh ini bermula dari pengaruh budaya asing, terutama budaya India, Cina, dan Eropa yang masuk ke Nusantara pada masa lalu. Namun, Baju Kebaya Labuh ini kemudian mengalami modifikasi dan adaptasi dengan budaya Melayu Riau sehingga menciptakan karakteristik tersendiri. Baju Kebaya Labuh melambangkan keanggunan, kelembutan, dan ketegasan seorang wanita Melayu Riau. Filosofi yang terkandung dalam Baju Kebaya Labuh ini adalah konsep rasa hormat dan sopan santun. Hal ini terlihat dari desain baju yang tertutup, panjang, dan longgar sehingga menutupi aurat secara sempurna. Selain itu, pemilihan warna dan motif yang elegan juga mencerminkan karakteristik wanita Melayu Riau yang berwibawa dan beretika tinggi. Baju Kebaya Labuh biasanya digunakan dalam berbagai acara formal, seperti pernikahan, upacara adat, dan acara kenegaraan. Namun, Baju Kebaya Labuh juga kerap digunakan sebagai busana harian oleh wanita Melayu Riau karena kenyamanan dan kemudahan dalam bergerak yang ditawarkannya. Baca Juga Lima Ornamen Inspiratif Dekorasi Adat Batak Tradisi Pernikahan Adat Bugis Makasar Makna dan Sejarah Ronce Melati untuk Pernikahan Upacara Momondho dan Modutu Pada Pernikahan Adat Gorontalo Elemen dan Bahan Baju Kebaya Labuh Baju Kebaya Labuh terdiri dari beberapa elemen, seperti kebaya, sarung, dan selendang. Kebaya merupakan bagian atas dari busana ini yang biasanya berbentuk longgar dan panjang hingga menutupi paha. Kebaya Labuh memiliki kerah yang tinggi dan memiliki potongan di bagian depan yang dihiasi dengan kancing atau hiasan lainnya. Bagian lengan kebaya labuh biasanya panjang dan lebar dengan aksen kerut pada bagian bahu yang menambah kesan anggun. Sarung adalah bagian bawah dari Baju Kebaya Labuh yang digunakan untuk menutupi bagian tubuh dari pinggang hingga kaki. Sarung biasanya dibuat dari kain tenun songket yang memiliki motif dan warna yang serasi dengan kebaya. Sarung ini dililitkan di sekitar pinggang dan diberi ikatan pada bagian depan atau samping agar tetap terpasang dengan baik. Selendang merupakan aksesori pelengkap dalam pemakaian Baju Kebaya Labuh. Selendang ini biasanya terbuat dari kain sutera, songket, atau batik yang memiliki motif dan warna yang senada dengan kebaya dan sarung. Selendang ini digunakan untuk menutupi bahu dan lengan atas serta sebagai hiasan yang menambah keindahan tampilan Baju Kebaya Labuh. Baju Teluk Belanga Keanggunan dan Kewibawaan Pria Melayu Riau Baju Teluk Belanga – Gambar Pinterest Baju Teluk Belanga adalah pakaian adat khas pria Melayu Riau yang mencerminkan keanggunan dan kewibawaan. Sejarah Baju Teluk Belanga ini bermula dari era Kesultanan Johor-Riau, di mana Sultan Mahmud Syah II pada tahun 1818 memerintahkan agar masyarakat Melayu Riau menggunakan pakaian adat ini dalam upacara kenegaraan dan acara adat. Filosofi Baju Teluk Belanga mencerminkan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal masyarakat Melayu Riau, seperti kesetiaan, kehormatan, dan martabat. Baju Teluk Belanga biasanya digunakan dalam berbagai acara formal, seperti pernikahan, upacara adat, dan acara kenegaraan. Namun, Baju Teluk Belanga juga kerap digunakan sebagai busana harian oleh pria Melayu Riau karena kenyamanan dan kemudahan dalam bergerak yang ditawarkannya. Elemen dan Bahan Baju Teluk Belanga Baju Teluk Belanga terdiri dari beberapa elemen, seperti baju, celana, dan tanjak atau tengkolok. Baju merupakan bagian atas dari busana ini yang memiliki potongan leher berbentuk huruf V dan dikenal sebagai leher teluk belanga. Baju ini biasanya berwarna polos dan dilengkapi dengan kancing di bagian depan serta memiliki lengan panjang. Celana yang digunakan dalam Baju Teluk Belanga biasanya berwarna senada dengan baju dan memiliki potongan lurus hingga ke mata kaki. Celana ini terbuat dari kain yang nyaman dan mudah bergerak, seperti kain katun atau sutera. Tanjak atau tengkolok adalah penutup kepala yang digunakan dalam pemakaian Baju Teluk Belanga. Tanjak ini biasanya terbuat dari kain songket yang memiliki motif dan warna yang serasi dengan baju dan celana. Tanjak ini dilipat dan diikatkan di sekitar kepala dengan cara khas Melayu Riau, menciptakan bentuk yang unik dan menarik perhatian. Baju Cekak Musang Elegansi dan Kegagahan Pria Melayu Riau Baju Cekak Musang Riau – Gambar Pinterest Baju Cekak Musang adalah pakaian adat pria Melayu Riau yang menunjukkan sisi elegan dan gagah. Baju ini memiliki sejarah yang cukup panjang dan berasal dari pengaruh budaya asing, terutama budaya India dan Arab. Baju Cekak Musang kemudian mengalami adaptasi dan modifikasi dengan budaya Melayu Riau, sehingga menciptakan karakteristik tersendiri. Filosofi yang terkandung dalam Baju Cekak Musang adalah keberanian, ketegasan, dan kebijaksanaan. Baju Cekak Musang biasanya digunakan dalam acara formal, seperti pernikahan, upacara adat, dan acara kenegaraan. Baju ini sering menjadi pilihan para pengantin pria dalam pernikahan adat Melayu Riau karena mencerminkan sisi elegan dan kegagahan. Elemen dan Bahan Baju Cekak Musang Baju Cekak Musang terdiri dari beberapa elemen, seperti baju, celana, dan tanjak atau tengkolok. Baju merupakan bagian atas dari busana ini yang memiliki kerah berbentuk cekak musang, yaitu kerah tegak yang berdiri dengan ujung lancip. Baju ini biasanya memiliki lengan panjang dan dilengkapi dengan kancing di bagian depan. Bahan yang digunakan untuk baju Cekak Musang adalah kain sutera, katun, atau tenun songket yang memiliki motif dan warna yang elegan. Celana yang digunakan dalam Baju Cekak Musang biasanya berwarna senada dengan baju dan memiliki potongan lurus hingga ke mata kaki. Celana ini terbuat dari kain yang nyaman dan mudah bergerak, seperti kain katun atau sutera. Tanjak atau tengkolok, sama seperti pada Baju Teluk Belanga, adalah penutup kepala yang digunakan dalam pemakaian Baju Cekak Musang. Tanjak ini biasanya terbuat dari kain songket yang memiliki motif dan warna yang serasi dengan baju dan celana. Tanjak ini dilipat dan diikatkan di sekitar kepala dengan cara khas Melayu Riau, menciptakan bentuk yang unik dan menarik perhatian. Busana Pengantin Wanita dan Pria Melayu Riau Perpaduan Keindahan dan Tradisi Busana Pengantin Wanita Melayu Riau Busana pengantin wanita Melayu Riau merupakan perpaduan antara keindahan dan tradisi yang mencerminkan identitas budaya masyarakat Melayu Riau. Busana ini biasanya terdiri dari kebaya labuh yang diberi sentuhan lebih mewah dengan menggunakan kain songket dan hiasan payet. Selain itu, busana ini juga dilengkapi dengan aksesori seperti kalung, gelang, dan anting yang terbuat dari emas atau perak untuk menambah kesan anggun dan mewah. Penutup kepala pengantin wanita Melayu Riau biasanya menggunakan sanggul yang dihiasi dengan pernak-pernik seperti bunga, mutiara, dan payet. Sanggul ini dilengkapi dengan selendang yang diletakkan di atas kepala dan diikatkan di belakang. Selendang ini biasanya terbuat dari kain songket atau sutera yang memiliki motif dan warna yang serasi dengan busana pengantin. Busana pengantin wanita Melayu Riau juga dilengkapi dengan aksesori kaki seperti pending dan gelang kaki yang terbuat dari emas atau perak. Aksesori ini tidak hanya menambah keindahan penampilan, tetapi juga memiliki makna simbolis dalam tradisi pernikahan Melayu Riau. Busana Pengantin Pria Melayu Riau Busana pengantin pria Melayu Riau umumnya menggunakan Baju Cekak Musang atau Baju Teluk Belanga dengan sentuhan lebih mewah dan elegan. Baju ini biasanya terbuat dari kain sutera atau tenun songket yang memiliki motif dan warna yang menarik. Selain itu, busana ini juga dilengkapi dengan aksesori seperti kalung dan gelang yang terbuat dari emas atau perak untuk menambah kesan wibawa dan gagah. Penutup kepala pengantin pria Melayu Riau menggunakan tanjak atau tengkolok yang terbuat dari kain songket dan dihiasi dengan pernak-pernik seperti payet, bunga, dan mutiara. Tanjak ini dilipat dan diikatkan di sekitar kepala dengan cara khas Melayu Riau, menciptakan bentuk yang unik dan menarik perhatian. Busana pengantin pria Melayu Riau juga dilengkapi dengan aksesori kaki seperti pending dan gelang kaki yang terbuat dari emas atau perak. Aksesori ini tidak hanya menambah keindahan penampilan, tetapi juga memiliki makna simbolis dalam tradisi pernikahan Melayu Riau. Tenun Songket Riau Karya Seni dalam Busana Melayu Riau Tenun Songket Riau merupakan kain tenun tradisional yang menjadi ciri khas busana Melayu Riau. Tenun songket ini memiliki sejarah yang panjang dan berasal dari pengaruh budaya India dan Timur Tengah yang datang ke Nusantara melalui jalur perdagangan. Tenun songket Riau kemudian mengalami adaptasi dan pengembangan oleh masyarakat Melayu Riau, sehingga menciptakan karakteristik dan motif yang unik. Filosofi yang terkandung dalam Tenun Songket Riau adalah kekayaan, keindahan, dan harmoni. Tenun Songket Riau biasanya digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan busana adat Melayu Riau, seperti Baju Kebaya Labuh, Baju Teluk Belanga, dan Baju Cekak Musang. Selain itu, tenun songket Riau juga digunakan sebagai aksesori, seperti selendang, tanjak, dan penghias ruangan dalam berbagai acara adat dan pernikahan. Proses Pembuatan dan Motif Tenun Songket Riau Proses pembuatan Tenun Songket Riau melibatkan teknik tenun yang rumit dan memerlukan keahlian khusus. Tenun songket Riau umumnya dibuat dengan menggunakan alat tenun bukan mesin ATBM yang ditenun oleh tangan secara manual. Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan tenun songket Riau adalah benang sutera, benang emas, dan benang perak. Motif Tenun Songket Riau sangat beragam dan mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Melayu Riau. Beberapa motif populer dalam Tenun Songket Riau antara lain motif bunga, tumbuhan, hewan, dan geometris. Motif-motif ini memiliki makna filosofis dan simbolis yang berkaitan dengan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal masyarakat Melayu Riau. Kesimpulan Pakaian adat Melayu Riau merupakan warisan budaya yang mencerminkan kekayaan dan keindahan tradisi masyarakat Melayu Riau. Ragam pakaian adat seperti Baju Kebaya Labuh, Baju Teluk Belanga, Baju Cekak Musang, Busana Pengantin Wanita, Busana Pengantin Pria, dan Tenun Songket Riau menciptakan tampilan yang anggun, elegan, dan gagah. Selain itu, pakaian adat Melayu Riau juga memiliki filosofi dan makna simbolis yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal masyarakat Melayu Riau. Keberadaan pakaian adat Melayu Riau sebagai identitas budaya perlu dilestarikan dan dikembangkan agar tetap lestari dan relevan dengan perkembangan zaman. Salah satu cara melestarikan pakaian adat Melayu Riau adalah dengan mempromosikannya dalam berbagai acara adat, pernikahan, dan even budaya, serta mengajarkan teknik pembuatan dan filosofi yang terkandung di dalamnya kepada generasi muda. PEKANBARU- Sejalan dengan Visi dan Misi Provinsi Riau Tahun 2020 sebagai Pusat Perekonomian dan Pusat Kebudayaan Melayu di Asia Sabtu, 3 Rabiul Awwal 1443 H | 09 Oktober 2021. Toggle navigation. Home; Daerah. Disbud Riau Gelar Lomba Desain Pakaian Melayu Harian Untuk Umum. Dalam konsep Melayu, pakaian sebagai budaya yang kepadanya dilekatkan adab dan wajib dipenuhi. Maka, pakaian diatur sesuai dengan syarat dan syarak. Mulai dari pakaian sehari-hari, pakaian resmi atau tidak resmi, pakaian pembesar, pakaian adat, dan lain sesebagainy Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Devi Novita 2103111083Budaya Melayu RiauPakaian Melayu Dalam konsep Melayu, pakaian sebagai budaya yang kepadanyaDalam konsep Melayu, pakaian sebagai budaya yang kepadanyaDalam konsep Melayu, pakaian sebagai budaya yang kepadanyadilekatkan adab dan wajib dipenuhi. Maka, pakaian diatur sesuai dengandilekatkan adab dan wajib dipenuhi. Maka, pakaian diatur sesuai dengandilekatkan adab dan wajib dipenuhi. Maka, pakaian diatur sesuai dengansyarat dan syarak. Mulai dari pakaian sehari-hari, pakaian resmi atausyarat dan syarak. Mulai dari pakaian sehari-hari, pakaian resmi atausyarat dan syarak. Mulai dari pakaian sehari-hari, pakaian resmi atautidak resmi, pakaian pembesar, pakaian adat, dan lain resmi, pakaian pembesar, pakaian adat, dan lain resmi, pakaian pembesar, pakaian adat, dan lain sebagainya. 01 Malu02030405Tahu DiriTunjuk AjarMengkekalkan MelayuMenegakkan tuah, membangkitkanmarwahFilosofi Pakaian Melayu0607Mendatangkan ManfaatMenolah Bala Fungsi pakaianMelayu1 Pelindung diri dari aib syarak2 Untuk melindungi diri dari panas, dan dingin3 Pengambaran nilai-nilai yang tertuang melalui motifnya, dan4 Sebagai karya seni. Dari fungsi tersebut, orang Melayu turut mengaturwaktu dan tempat berpakaian. sesuai dengan adat danketentuan yang mengatur tentang bentuk, corak motif, warna,tata pakai, dan waktu penggunaanya. Ketentuan adat itu telahdipahami dan diamalkan orang Melayu sebagai syarak. Jenis-jenis PakaianMelayu Jenis-jenis Pakaian Melayu Riau Pakaian Harian Pakaian harian adalah pakaian yang dipakai oleh orang Melayu setiapharinya, baik masa kanak-kanak, remaja, orang setengah baya maupun orangtua. Pakaian harian ini dipakai untuk melaksanakan kegiatan harian, baik untukbermain, ke ladang, ke laut, di rumah maupun kegiatan dalam kehidupan harian anak laki-laki> Baju Monyet Baju Langsung Baju kurung Cekak Musang Baju kurung Teluk Belanga Baju kurung Baju kebaya laboh Baju kurung teluk belanga bertulang belut baju kurung cekak musang Baju kurung teluk belanga baju kebaya laboh < Pakaian Setengah ResmiPakaian setengah resmi ini dipakai dalam upacara keluargaPakaian setengah resmi ini dipakai dalam upacara keluargaseperti menghadiri perkawinan, acara keagamaan, sunnat rasul, danseperti menghadiri perkawinan, acara keagamaan, sunnat rasul, danlain-lain. Berbeda dengan pakaian resmi yang dipakai ketikalain-lain. Berbeda dengan pakaian resmi yang dipakai ketikamenghadiri undangan dari Kerajaan, Lembaga Adat Melayu LAM,menghadiri undangan dari Kerajaan, Lembaga Adat Melayu LAM,pemerintahpemerintah atau menghadiri jemputan resmi dari suatu kegiatan.,atau menghadiri jemputan resmi dari suatu kegiatan., Pakaian Setengah Resmi Bentuk pakaian setengah resmi bagi kaumlaki-laki adalah baju kurung cekak musang harusdilengkapi dengan kopiah, kain samping, sepatuatau capal. Kain samping yang dipakai tergantungpada kemampuan seseorang; boleh kain pelekat,kain tenunan Siak, Trengganu, Daek, Johor, Setengah Resmi bagi kaum Laki Laki Pakaian Setengah Resmi Bentuk Pakaian Setengah Resmi Perempuan adalahBentuk Pakaian Setengah Resmi Perempuan adalahbaju kurung teluk belanga dan baju kebaya kurung teluk belanga dan baju kebaya baju Melayu kaum perempuan ini karena diaPersyaratan baju Melayu kaum perempuan ini karena diadisebut baju kurung maka jelas baju ini mengurung bagiandisebut baju kurung maka jelas baju ini mengurung bagianaurat di badan agar tidak kelihatan, tidak terlalu sempit,aurat di badan agar tidak kelihatan, tidak terlalu sempit,tidak terlalu tipis yang memperlihatkan kulit terlalu tipis yang memperlihatkan kulit badan. Untuk hiasan dikepala harus memakai sanggul yangUntuk hiasan dikepala harus memakai sanggul yangdisebut sanggul Jonget, sanggul Lintang atau sanggul Lipatdisebut sanggul Jonget, sanggul Lintang atau sanggul LipatPandan. Setelah rambut disanggul kepala ditutup denganPandan. Setelah rambut disanggul kepala ditutup dengankain tudung yang seharusnya tidak kelihatan rambut. Kainkain tudung yang seharusnya tidak kelihatan rambut. Kaintudung untuk pakaian resmi dan sekarang ini kaum wanitatudung untuk pakaian resmi dan sekarang ini kaum wanitayang Islam umumnya menggunakan Islam umumnya menggunakan jilbab. Pakaian Resmi Pakaian resmi yang dipakai ketika menghadiriundangan dari Kerajaan, Lembaga Adat MelayuLAM, pemerintah atau menghadiri jemputan resmidari suatu kegiatan. Jika menghadiri tanpamenggunakan pakaian resmi dianggap tidak sopan Pakaian Resmi Pakaian resmi yang dipakai ketika menghadiri undangan dari Kerajaan,Lembaga Adat Melayu LAM, pemerintah atau menghadiri jemputan resmidari suatu kegiatan. Jika menghadiri tanpa menggunakan pakaian resmidianggap tidak sopanDahulu resmi diatur oleh kerajaan, pada masa sekarang diatur oleh pemerintahatau lembaga adat. Upacara adatnya antara laina upacara penobatan Raja & Permaisuri,b upacara pemberian gelar,c upacara pelantikan Datuk-Datuk, Ketua Adat atau Menteri upacara menjunjung duli,e upacara menyambut tamu-tamu agung atau tamu-tamu yang dihormati,f upacara adat menerima anugerah dan persembahan dari rakyat atau darinegara lain yang bersahabat Pakaian ResmiPakaian Resmi Laki-laki Jenis pakaian dan bentuk baju yang dipakai dalamupacara adat bagi kaum lelaki adalah baju kurung cekakmusang, tidak dipakai baju kurung teluk belanga. Warnapakaian adat kaum lelaki berwarna hitam dari bahansaten atau bahan sutera dilengkapi dengan perlengkaansebagai berikuta Baju stelan dengan celana panjang sampai ketumit,b Kain samping terbuat dari tenunan sendiri, sepertiDaek, dll,c Tanjak sebagai penutup kepala,d Bengkung pengikat pinggang, e Sebilah keris MelayuSepukal, atau Tuasik atau Tilam Upih,f Kasut capal atau sepatu. Pakaian ResmiPakaian Resmi Perempuan Jenis pakaian dan bentuk baju yang dipakai dalam upacaraadat bagi kaum perempuan baik muda maupun tua sama yang dipakai adalah baju kurung teluk belanga, bajukebaya laboh, bagi anak gadis baju kebaya laboh cekakmusang. Kepala memakai tudung mente dan memakai tudungkain lingkup. Rambut disanggul dengan bentuk sanggul Melayu kemudianditutupi dengan kerudung. Perhiasan dipakai di dada yangdisebut dokoh dan gelang serta anting-anting. Setelan Warnakuning untuk Sultan dan Permaisuri atau Pimpinan Tertinggi didaerahnya. Baju warna hitam untuk isteri datuk-datuk dan orangbesar dan berkain samping atau Tudung Lingkup yangberwarna lain. Pakaian Pakaian UpacaraKeagamaan RitualBagi pembesar agama seperti Qodhi, Imam mesjid memakai jubah berwarna hitamdan kepala memakai terbus dan dibelit dengan kain tipis berwarna putihBilal biasanya memakai jubah berwarna hijau lumut disebelah luarnya sedangkan didalam tetap memakai baju kurung cekak musang dan juga memakai terbus dibalutkain putih mesjid memakai baju Melayu dagang luar dengan memakai hitam ataukopiah haji dan memakai kain samping orang-orang biasa dalam acara ada terbagi dua, yaitu 1. pada hari-haribesar agama memakai pakaian baju Melayu lengkap seperti baju Melayu cekakmusang atau baju Melayu teluk belanga. 2. Untuk pergi sholat Jumat biasanya bolehmemakai baju Melayu harian atau baju Melayu dagang luar dengan memakai kainsamping kain pelekat dan pakai kopiah, pada umumnya kalau sudah pernahmenunaikan ibadah haji bisa memakai kopiah haji. Pakaian Pakaian UpacaraPengantinPakaian pengantin Melayu tidak jauh berbeda dengan konsep dasar pakaian Melayu. Hanya saja, pakaianpengantin dilengkapi dengan berbagai aksesoris dan perhiasan yang sesuai dengan simbol-simbol adat Melayutempatan.• Pakaian pengantin Melayu laki-laki adalaha Baju kurung cekak musang dari bahantenunan satu stelan baju dan celana samawarnanya,b Dikepala memakai destar berbentuk mahkotadan ada kalanya pengantin memakai tanjak,c Memakai sebai di sebelah bahu kiri, d Memakai kain samping dengan bunga kain kedepan,e Pakai bengkung,f Pakai keris,g Pakai kalung panjang di lehernya pertandaikatan keluarga,h Membawa sirih lelat,i Pakai kasut capal atau sepatu kulit.• Pakaian pengantin perempuan dalam upacaramalam berinai memakai pakaian kebaya laboh ataubaju kurung teluk belanga, memakai hiasan danperhiasan serta memakai sanggul pengantin pada upacara berandam hampirsama dengan memakai pakaian Melayu harian;kebaya laboh atau kebaya pendek atau baju kurungteluk belanga. Rambut disanggul dengan sanggullipat pandan atau sanggul siput jonget dihiasidengan bunga-bunga hidup seperti cempaka,bunga melur dan bunga tanjung. Muka pengantindibersihkan dan dicukur bulu romanya, dan dihiasbulu keningnya. Pakaian Pakaian UpacaraPengantin Sumber Thank You❤ Devi Novita 2103111083 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. ViewRIRIN SALSABILA XI MIPA 2 MAKALAH PAKAIAN MELAYU SEJARAH 123 at SMA Negeri 4 Bekasi. TUGAS BUDAYA MELAYU RIAU NAMA : Ririn Salsabila KELAS : XI MIPA 2 TP : 2020/2021 TENTANG Indonesia memiliki beragam kebudayaan, termasuk pakaian adat. Setiap daerahnya memiliki pakaian adat dengan karakteristik dan keunikannya sendiri termasuk Riau. Pakaian adat Riau umumnya memiliki karakteristik dan corak kemelayuan dikarenakan masyarakat Riau yang didominasi oleh suku Melayu. Pakaian adat Melayu Riau juga memiliki keunikan yang terletak pada bentuk corak dan filosofinya. Selain itu, pakain adat ini juga umumnya menjunjung nilai-nilai keislaman yang bisa dilihat dari bentuknya yang cenderung panjang dan tertutup. Modelnya pun sederhana dan longgar sehingga bisa lebih nyaman digunakan ketika menghadiri acara resmi seperti upacara adat atau pernikahan. Pakaian adat Melayu Riau dibagi menjadi beberapa jenis. Lalu, apa saja itu? SImak ulasan lengkapnya di bawah ini. Pakaian Adat Melayu Riau Berikut ini ulasan delapan pakaian adat Melayu Riau dengan keunikannya masing-masing yang perlu Anda ketahui. 1. Baju Melayu Cekak Musang Foto Pinterest Merupakan pakaian adat Melayu Riau yang dikenakan oleh laki-laki. Pakaian adat ini memiliki bentuk yang mirip dengan busana teluk belanga. Hal ini bisa dilihat dari modelnya yaitu model baju berkerah, tidak berkancing dan pada bagian leher sebelah ke bawah sepanjang kurang lebih 5 cm. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan pemakaiannya saat mengenakan pakaian tersebut. Baju ini memiliki keunikan yaitu adanya tiga kantong di bagian muka, yakni satu di sebelah kiri dan dua di again bawah. Umumnyam baju cekak musang hadir dengan setelan celana panjang sampai ke mata kaki yang bercorak polos. Ketiak dikenakan terutama untuk acara resmi, baju cekak musang dilengkapi dnegan penutup kepala berupa kopiah berwarna hitam 2. Baju Melayu Gunting Cina Merupakan pakaian adat Melayu Riau yang terbuat dari kain satin maupun kain sutra berkualitas tinggi. Baju ini biasanya digunakan untuk mengadakan kegiatan atau upacara yang sifatnya tidak resmi. 3. Baju Melayu Teluk Belanga Foto Pinterest Merupakan baju adat melayu Riau yang digunakan oleh laki-laki. Baju ini memiliki model berkerah dan berkancing dengan memakai kancing tep, kancing emas atau kancing permata. Selain itu, baju ini juga memiliki lengan baju lebar yang agak longgar dengan panjang agak menutup pergelangan tangan. Pada umumnya, baju teluk belanga dibuat setelan dengan celana, dan terbuat dari katun atau bahan lain yang berwarna polos. Sebagai atribut, pada bagian pundaknya disematkan kain songket atau kain pelekat. Cara pasangnya pun bervariasi, bisa seperti kain biasa, dipunjut ke samping, atau ditarik ke samping kiri pinggang Ketika mengenakan pakain adat ini, Pria Melayu Riau memakainya bersama dengan penutup kepala berupa songkok, ikat kepala, dan tanjak. Tanjak sendiri terbuat dari jenis kain yang sama dengan baju dan celana. 4. Baju Kurung Khas Riau Foto Merupakan salah satu pakaian adat melayu Riau berupa model baju yang longgar sehingga tidak menampakan bentuk tubuh si pemakai. Pakaian adat ini biasanya dikenakan kaum perempuan segala usia. Baju ini dibuat dengan bahan kain yang bervariasi dengan motif polos dan bunga-bunga. Dalam pembuatannya juga tidak diperbolehkan menggunakan kain tipis atau tembus pandang. Baju kurung memiliki warna yang bermacam-macam. Untuk orang tua, mereka biasanya menggunakan baju kurung dengan warna tidak mencolok. Pakain adat ini biasanya dikenakan bersama selendang atau kain tudung yang dipakai pada bahu dan berguna untuk menutup kepala 5. Baju Kebaya Labuh Foto Merupakan salah satu pakaian adat melayu Riau berupa kebaya yang dibuat dari jenis kain tenun khas Riau. Baju ini terdiri dari kain selendang, dengan panjang lengan baju sekitar dua jari dari pergelangan tangan. Sementara, lengan bajunya memiliki lebar kira-kira tiga dari jari permukaan lengan. Hal ini memang sengaja dilakukan agar gelang yang dikenakan kaum perempuan dapat terlihat. Adapun kedalaman bajunya bisa bervariasi, sampai atas betis aaru sedikit ke atas. Sama halnya dengan baju kurung, baju kebaya labuh dikenakan bersama dengan selendang atau kain tudung. Selain itu, pakain ini juga bisa dikenakan bersama dengan sarung batik, kain pelekat, dan kain lejo sebagai paduan dan disesuaikan dengan warna baju kebaya labuh. Baju kebaya labuh biasanya dikenakan oleh para wanita untuk acara-acara formal seperti acara pemerintahan. 6. Busana Pengantin Wanita Foto Pakaian adat Melayu Riau untuk pengantin wanita umumnya bervariasi menyesuaikan dengan upacara pernikahan. Dalam upacara bersanding, mempelai wanita memakai setelah kebaya labuh atau busana kurung Adapun aksesoris pelengkap busana pengantin wanita antara lain Hiasan kepala berupa perkakasan andam Kalung emas dan rantai papan atau dukoh bertingkat 3, 5, 7 menghiasi leher Gelang berkepala burung merak Bagian bahu kiri diberi tampan-tampan atau sebai Canggai yang terbuat dari perak atau emas pada jari tangan Bagian pinggang diikat dengan pending emas Bagian kaki kiri dan kanan diberi gelang kaki emas atau perak yang berkepala kuntum bunga cempaka Kaki beralaskan kasut atau selepa yang terbuat dari beledru yang dihiasi dengan kelingkan dan manik 7. Busana Pengantin Pria Foto Pinterest Pakaian adat Melayu Riau untuk pengantin pria biasanya berupa busana teluk belanga atau cekak musang bermotif. Pakain tersebut juga biasanya dipadukan dengan aksesoris yang membuat tampilannya terlihat mewah dan berkelas. Adapun perlengkapan busana pengantin pria antara lain Set busana kurung cekak musang yang warnanya sama antara baju dengan celana Motif busananya berupa bunga cengkeh dan tampuk manggis yang bertabur benang emas Kain samping memiliki motif serupa dengan celana Hiasan kepala memakai distar yang berbentuk mahkota Memakai sebai sebelah kiri bahu yang berwarna kuning bersulam kelingan Bagian leher pengantin dikalungkan rantai panjang berbelit dua sebagai pertanda ikatan ayah dan ibu Memakai pending atau bengkong warna kuning menurut derajatnya Memakai canggai pada bagian ibu jari kelingking Memakai sepatu runcing atau capal kulit Memakai keris pendek berhulu burung selindit Memegang sirih telat atau sirih pemanis 8. Tenun Songket Riau Foto Merupakan salah satu pakaian adat kebanggabn masyarakat Riau yang juga sering dijadikan sebagai oleh-oleh. Tenun songket sendiri memiliki corak motif yang khas dan ditenun menggunakan benang sutra dan kapas. Kemudian, songket ditenun dengan diselingi tenunan motif tertentu menggunakan benang emas atau perak. Terdapat beberapa jenis songket khas Riau dimana masing-masing memiliki corak motif berbeda-beda dan umumnya berkaitan dengan tumbuhan, hewan, dan alam. Beberapa jenis songket tersebut yaitu Tenun songket Melayu Siak Songket Melayu Pekanbaru Songket Indragiri Poinpembahasan Baru 23+ Pakaian TradisionalMelayu adalah : filosofi pakaian melayu riau, pakaian pembesar melayu, baju adat riau anak, pakaian adat melayu siak, pakaian yang berlaku di melayu riau berpedoman pada, sketsa pakaian adat riau, baju teluk belanga melayu riau, bagaimana cara berpakaian adat laki-laki melayu riau, Daerah kekuasaan Provinsi Riau sangat luas karena juga terdiri dari kepulauan. Letaknya yang strategis itu memungkinkan banyak negara-negara penjelajah dan juga pedagang mendatanginya. Inilah kemudian yang menjadikan adat budaya penduduknya mengalami akulturasi budaya. Salah satunya dalam hal pakaian adatnya yang beragam. Penasaran apa saja pakaian adat Riau yang ada saat ini serta filosofinya? Yuk, simak di sini! Ragam Pakaian Adat Riau yang Kental Dominasi Budaya Melayu 1. Baju Kurung Kebaya Pendek 2. Baju Kurung Tulang Belut 3. Kebaya Labuh 4. Baju Cekak Musang 5. Baju Teluk Belanga 6. Busana Adat Pengantin Riau Makna Warna Baju Adat Riau Makna dan Filosofi Pakaian Adat Riau Ragam Pakaian Adat Riau yang Kental Dominasi Budaya Melayu 1. Baju Kurung Kebaya Pendek Sesuai dengan namanya, ukuran bagian bawah kebayanya tidak melebihi lutut seperti pakaian adat Riau pada umumnya. Bentuk bajunya berlengan panjangserta modelnya pun longgar dan tidak ketat atau memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh si pemakai. Baju ini terbuat dari kain katun yang dihiasi dengan payet di beberapa bagian baju. Bagian bawahan dari baju kurung kebaya pendek umumnya berupa sarung atau kain songket yang dikenakan sebagai rok. Kemudian, baju tersebut dilengkapi dengan kain selendang yang berfungsi sebagai penutup kepala dan dapat dikombinasikan dengan hijab ataupun kerudung. Artikel terkait 15 Pakaian Adat Indonesia dari Beberapa Provinsi 2. Baju Kurung Tulang Belut Selanjutnya, ada baju kurung tulang belut dimana baju ini berlengan panjang dan panjang bajunya sedikit di atas lutut, tanpa saku dengan kerah bulat, serta dilengkapi dengan selendang di bahu. Busana ini memiliki hiasan di tepian payet atau bordiran agar tidak terkesan terlalu polos. Untuk bawahannya menggunakan rok panjang yang warnanya serupa dengan atasan. 3. Kebaya Labuh Baju kebaya Labuh memiliki ciri-ciri yaitu jika panjangnya tiga jari di atas lutut maka menunjukkan sang perempuan yang memakai pakaian ini belum menikah. Sementara, jika baju yang panjangnya tiga jari di bawah lutut perempuan dewasa, maka dapat diketahui bahwa perempuan si pemakai telah menikah. Lengan tangan baju ini juga seukuran 2 jari dari pergelangan tangan. Hal ini dilakukan agar dapat menampakkan gelang yang dikenakan perempuan Riau. sementara lebar lengan pakaian ini dibuat dengan ukuran 3 jari dari permukaan lengan tangan. Sama halnya dengan baju kurung, ukuran pakaiannya loose atau longgar dan dikenakan bersama dengan selendang atau kain tudung. 4. Baju Cekak Musang Nah, jika sebelumnya kebaya labuh yang ditetapkan pemerintah sebagai ikon pakaian adat Riau untuk perempuan, baju cekak musang inilah yang ditetapkan sebagai ikon pakaian adat Riau untuk pria. Pada bagian leher baju cekak musang berkerah dan berkancing lima. Kancing lima ini merupakan lambang dari rukun Islam. Kancing yang disematkan berupa kancing tep, kancing emas, atau kancing permata. Kain samping pada pakaian adat Riau ini biasanya menggunakan kain songket yang diikat setinggi lutut. Sementara itu, terdapat penutup kepala atau juga disebut dengan tanjak. Penutup kepala ini terbuat dari kain yang senada dengan baju maupun celana pakaian khas ini. Artikel terkait 14 Potret Anak Selebriti Pakai Baju Adat Indonesia, Pakaian Khas Jawa hingga Minangkabau! 5. Baju Teluk Belanga Baju teluk belanga terdiri dari busana muslim yang dipadukan dengan celana panjang longgar, plus kain atau sarung dan songkok topi atau peci tradisional orang Melayu. Jenis baju ini biasaya dipakai untuk acara-acara keluarga, seperti acara kenduri. Jika dikenakan untuk acara resmi, biasanya bahannya terbuat dari kain berkualitas tinggi seperti satin atau sutra. Atasannya juga berkerah, hanya saja tidak berkancing di mana di bagian lehernya terbelah ke kurang lebih 5 cm. 6. Busana Adat Pengantin Riau Layaknya upacara pernikahan di adat yang lainnya, pengantin dari suku asli Riau juga menggunakan pakaian adat khusus. Yaitu Pria Mengenakan Baju Kurung Cekak lengkap dengan kopyah dan sarung. Adapun tambahan aksesori yang dikenakan adalah hiasan kepala seperti mahkota, sebai berwarna kuning di bahu kiri, sepatu dengan ujung runcing, canggai di jari kelingking, serta keris dengan bentuk burung serindit yang disandingkan di pinggang kiri. Perempuan Jenis bajunya lebih banyak menyesuaikan urutan prosesi dalam upacara adat tersebut. Yakni Baju Kurung Teluk Belangan dikenakan di upacara malam berinai, Baju Kurung Cekak Kebaya Pendek yang dikenakan di upacara berendam, dan Baju Kebaya Laboh dikenakan saat upacara bersanding. Artikel terkait 11 Artis Pakai Baju Adat Jawa Dodotan Saat Menikah, Terlihat Sakral dan Agung! Makna Warna Baju Adat Riau Pada dasarnya, warna dominan yang digunakan dalam pakaian adat Riau adalah kuning keemasan, hijau lumut, dan merah darah. Tiap warna ini memiliki kandungan nilai yang sangat dipercaya oleh penduduk Riau. Artinya adalah Hijau Lumut, bermakna kesuburan, kesetiaan, taat, dan patuh pada ajaran agama. Seringnya dikenakan oleh kaum bangsawan, orang dengan status tengku dan wan. Kuning Keemasan, bermakna kebesaran, otoritas, dan kemegahan. Warna ini dilarang atau tidak boleh dikenakan oleh orang sembarangan. Hitam, artinya ketabahan, kesetiaan, tanggung jawab, dan kejujuran. Dikenakan oleh orang-orang hebat yang bekerja di kerajaan dan dalam acara-acara kerajaan. Merah Darah, berarti keberanian, kepahlawanan, ketaatan dan kesetiaan kepada raja dan rakyat. Ini adalah warna patriotik bagi masyarakat Riau. Makna dan Filosofi Pakaian Adat Riau Ada 3 nilai luhur yang diangkat dari pakaian adat Riau. Pertama ialah nilai tradisi. Pakaian adalah ciri khas dari Riau yang memiliki keunikan tersendiri. Kita dapat mempelajari tradisi masyarakat Riau dari pakaian yang dikenakan. Pakaian adat juga memiliki nilai budaya. Dengan mengenakan pakaian adat Riau, maka seseorang turut serta melestarikan budaya yang telah diturunkan secara turun-temurun. Akan sangat indah jika budaya ini bisa terus diturunkan ke generasi modern yang akan datang. Terakhir adalah nilai sosial, karena pakaian adat dapat menentukan status seseorang. Jika jaman dahulu digunakan untuk menentukan status sosial, di masa kini lebih ditujukan sebagai penanda asal usul seseorang. Demikianlah penjelasan mengenai pakaian adat Riau berikut dengan makna dan filosofinya. Semoga bisa menambah wawasan Parents. *** Artikel diupdate oleh Gita Meirillia Baca juga Indahnya Alat Musik Gambus Khas Riau, Akulturasi Budaya Indonesia dan Timur Tengah 5 Makanan Khas Riau yang Wajib Dicicipi, Rasanya Unik dan Nikmat 8 Seleb Asli Riau, Ada Sepasang Kakak-Adik yang Jadi Crazy Rich Ibu Kota! Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
RIAU1COM - Gubernur Riau Syamsuar mengikuti pengumuman Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 di masa pandemi Covid 19 secara virtual. Baca Juga: Program Hibah dari Amerika Serikat untuk Riau, Tim MCC dan Bappenas akan Temui Gubri
Pakaian Melayu diperagkan model pada Seminar Upacara Adat Melayu Riau. Foto Dok. Disbud Riau Secara umum, pakaian tradisional Melayu dibedakan dalam 2 jenis yaitu baju kurung dan baju kebaya. Kedua jenis baju ini dikenali dengan bentuk baju yang dibuat longgar pada ujung lengan, perut, dan dada, sebagian diberi kolar atau kerah, dan sering diberi hiasan berupa rendah terutama baju kebaya. Beberapa jenis baju kurung dan baju kebaya digunakan untuk menghadiri berbagai majelis resmi. Pemakaiannya dipadukan dengan kain songket, yaitu kain samping untuk laki-laki dan kain bawahan untuk perempuan. Kaum perempuan juga memadukan baju kurung dan kebaya dengan penutup kepala berupa tudung lingkup dan selendang. 1. Baju Kurung Ciri khas baju kurung dikenali dengan bentuk longgar pada bagian perut, dada, lengan, dan labuh baju yang sejajar dengan pinggul atau lutut. Baju ini tidak berkerah, bagian leher kadang diberi rendah, memiliki satu, tiga, atau lima kancing tergantung jenisnya. Khusus baju kurung laki-laki memiliki 2 atau 3 saku baju. Pada saat digunakan, baju kurung disarungkan ke tubuh serupa halnya ketika memakai t-shirt, bukan seperti kemeja atau kebaya. Bahan baju dibuat dari kain berbahan lembut seperti satin. Pada masa kerajaan, baju kurung digunakan saat menghadiri suatu majelis. Pemakaiannya dipadukan dengan kain songket yaitu kain samping untuk laki-laki dan kain bawahan untuk perempuan. Penutup kepala berupa songkok atau tanjak untuk laki-laki dan tudung atau selendang untuk perempuan. Jenis-jenis Baju KurungSecara umum, baju kurung terdiri atas 2 jenis yaitu baju kurung teluk belanga dan baju kurung cekak musang. Walaupun terdapat varian lainnya, misalnya baju kurung tulang belut dan gunting johor, pada dasarnya pengembangan dari kedua baju jenis ini. Baju kurung digunakan oleh laki-laki dan perempuan. Perbedaannya terletak pada labuh baju, leher, dan saku. Baju kurung perempuan labuhnya ujung bawah baju yang menggantung jatuh di bawah lutut, bagian lingkar leher sempit, dan tidak memiliki saku. Pada laki-laki, labuh baju jatuh di bawah pinggul, leher agak lebar, dan memiliki 2 atau 3 saku. 1 pada bagian atas sebelah kiri, dan 2 pada bagian bawah. a. Baju Kurung Teluk BelangaBaju kurung teluk belanga mempunyai leher berbentuk bulat dan belahan di bagian depan yang diberi satu anak kancing. Pada keliling leher baju dilapisi dengan kain lain dan dijahit yang disebut sembat halus, sedangkan pada bagian pinggiran dijahit tulang belut halus. Pada ujung belahan dibuatkan tempat untuk mengancingkan baju yang disebut rumah kancing dengan menggunakan jahitan benang yang dinamakan insang pari. Lengan baju teluk belanga dibuat panjang dan longgar pada bagian ujung tidak berkancing, berkekek sapu tangan atau berkekek gantung. Potongan badan lurus dan mengembang di bagian bawah. Baju teluk belanga memiliki dua kantung baju yang dipasang pada bagian bawah. Baju teluk belanga pertama kali di perkenalkan di Teluk Belanga, Singapura dan tersebar luas sebagai ciri khas Johor pada abad ke-19. Pakaian ini direka oleh Sultan Abu Bakar pada 1866 dalam meraikan perpindahan ibu negeri Johor dari Telukbelanga di Singapura ke Johorbahru. Baju ini menggabungkan ciri-ciri kebudayaan Melayu, Bugis dan Orang Laut. b. Baju Kurung Cekak MusangBaju kurung cekak musang hampir sama dengan baju kurung teluk belanga. Perbedaan terletak pada bagian leher yang diberi kolar selebar dua jari, tiga saku baju yaitu 1 pada bagian atas sebelah kiri, dan dua pada bagian bawah, dan lima anak kancing pada bagian depan. Kaum laki-laki dan perempuan Melayu memakai baju kurung cekak musang ini ke acara resmi. 2. Baju KebayaBaju kebaya khusus dipakai oleh kaum perempuan. Baju ini memiliki beberapa jenis yaitu baju kebaya labuh dan baju kebaya pendek. a. Baju Kebaya LabuhBentuk baju kebaya labuh seperti kemeja panjang yang memiliki labuh ujung bawah baju hingga lutut. Pada bagian bawah baju agak melebar dan menyerupai bentuk buah labu sehingga disebut kebaya labuh. Namun, sebagian pendapat menyebut, labuh berarti menggantung yaitu ujung baju yang menggantung. Bagian depan baju dilengkapi dengan anak kancing tiga atau lima buah. Baju dipadukan dengan kain songket hingga ke mata kaki. Baju ini pada awalnya dipakai oleh kaum perempuan di lingkungan kerajaan. b. Baju Kebaya PendekBaju kebaya pendek memiliki kedalaman hingga pinggul. Hal ini yang membedakan dengan baju kebaya labuh. Baju ini diberi hiasan payet pada beberapa bagian, sehingga tampak anggun dikenakan oleh anak gadis. Bawahan baju menggunakan kain songket hingga mata kaki, yang dibuat seperti rok. Pakaian ini sering digunakan saat menghadiri majelis-majelis setengah resmi seperti pernikahan, sunat rasul, dan turun mandi.
BabakPertama, PSMS Medan Unggul 2-0 Lawan PSPS Riau; BPS Riau: Disnakertrans dan Dewan Pengupahan yang Menentukan UMP; Bupati Kampar Serahkan 493 SK Pengangkatan PNS dan PPPK; HPMR Bengkalis Tuntut Penambangan Pasir di Rupat Dilegalkan untuk Masyarakat; PKS Sukses Gelar Lomba Baca Kitab Kuning di Kuansing
Sebagai salah satu provinsi yang terletak di pesisir, Riau memiliki kebudayaan yang banyak dipengaruhi oleh para pendatang, khususnya Melayu dan Islam. Hasil-hasil kebudayaan itu bisa Sobat Pariwisata lihat dari kesenian hingga pakaian adat yang dikenakan oleh masyarakat Riau. Kali ini, redaksi akan mengajak Sobat Pariwisata untuk mengenal pakaian adat provinsi yang memiliki ibukota Pekanbaru ini. Pakaian adat Riau dibuat tertutup dan panjang yang menunjukan nilai kesopanan yang dijunjung oleh masyarakat setempat. Pengaruh Melayu yang kental juga dapat dilihat dari modelnya yang sederhana, longgar, dan memiliki kerah yang tinggi. Pakaian adat untuk pria di Riau dinamakan dengan Baju Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung Teluk Belanga, berupa baju kurung kurawal yang longgar sebagai atasan dan celana panjang dengan warna senada sebagai bawahan. Sebuah kain tenun dengan motif khas Melayu menjadi penghias yang dililitkan di pinggang. Selain itu, pria Riau juga melengkapi penampilan dengan kopiah atau peci. Jika akan melakukan kunjungan kerajaan, mayarakat pria Riau akan menggunakan pakaian adat dengan model yang sama, hanya saja terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi, seperti kain satin atau sutra. Hal tersebut juga berlaku ketika melakukan upacara adat dan pernikahan. Khusus untuk acara pernikahan terdapat beberapa aksesoris tambahan untuk pengantin pria seperti topi atau mahkota, sebai warna kuning yang diletakkan di bahu, sepatu berbentuk runcing, canggai pada kelingking, serta keris berbentuk kepala burung serindit yang diletakkan di pinggang kiri. Pakaian adat wanita Riau terdiri dari tiga jenis yaitu Baju Kebaya Pendek, Baju Kurung Laboh, dan Baju Kurung Tulang Belut. Pakaian ini dipadu dengan belitan kain songket atau kain lain sebagai bawahan. Selendang atau jilbab yang menutupi bagian kepala merupakan pelengkap yang tidak boleh ketinggalan. Pada acara adat resmi, wanita Riau akan menggunakan Kebaya Laboh, yang berbahan dasar kain tenun khas masyaraklat Riau. Uniknya, dari atasan ini kita bisa melihat status seorang wanita. Baju yang panjangnya tiga jari di atas lutut menandakan belum menikah, sedangkan baju yang panjangnya tiga jari di bawah lutut menyatakan telah menikah. Pengantin wanita Riau akan dilengkapi dengan aksesoris berupa mahkota, sebai warna kuning yang diletakkan di bahu, serta berbagai perhiasan seperti kalung, gelang, dan anting-anting. Umumnya, pakaian adat Riau memiliki warna-warna tertentu yang memiliki filosofi. Seperti warna hijau lumut untuk melambangkan kesuburan dan kesetiaan, taat dan patuh pada ajaran agama. Warna ini sering digunakan oleh para bangsawan, Tengku, dan Wan. Warna kuning keemasan menandakan kebesaran, otoritas, dan kemegahan. Pada masa Kerajaan Siak, Riau Lingga, Indragiri, dan Pelalawan, warna ini hanya boleh digunakan oleh sultan atau raja dan terlarang bagi rakyat biasa. Warna merah darah melambangkan kepahlawanan dan keberanian. Sementara warna hitam melambangkan kesetiaan, ketabahan, tanggung jawab, dan sikap jujur.Nita/RPI
o6Tk.
  • dpb4mzab11.pages.dev/505
  • dpb4mzab11.pages.dev/311
  • dpb4mzab11.pages.dev/522
  • dpb4mzab11.pages.dev/428
  • dpb4mzab11.pages.dev/455
  • dpb4mzab11.pages.dev/369
  • dpb4mzab11.pages.dev/342
  • dpb4mzab11.pages.dev/178
  • pakaian yang berlaku di melayu riau berpedoman pada